Skip to content
Home » Sejarah

Sejarah

AWAL MULA TARI CAK

Tak diketahui secara pasti darimana tarian cak berasal dan dimana pertama kali berkembang, namun ada suatu macam kesepakatan pada masyarakat Bali cak pertama kali berkembang menjadi seni pertunjukan di Bona, Gianyar.

Sebagai pengetahuan tambahan cak pada awalnya merupakan suatu tembang atau musik yang dihasilkan dari perpaduan suara yang membentuk melodi yang biasanya dipakai untuk mengiringi tarian Sanghyang yang disakralkan dan hanya dapat dipentaskan di dalam pura.

Dan penuturan beberapa tokoh di desa Bona bahwa pada tahun 1917an ada wabah penyakit (sampar, cangkrim, cacar) melanda Desa Bona saat itu, dan warga desa melakukan ngobleg keliling desa. Beberapa warga kerawuhan dengan menari Sanghyang yang harus diiringi dengan gamelan. Mengingat saat itu warga tidak membawa gamelan lengkap maka gamelan diganti dengan suara cak…cak yang mengikuti irama dan gending.

Seiring dengan pulihnya warga dari serangan wabah penyakit tersebut. warga Desa Bona secara rutin melakukan ngobleg pada hari hari tertentu sampai terbentuknya perkumpulan sekeha cak yang terorganisir

Tokoh cak Bona yang masih dikenal hingga saat ini antara lain I Gusti Ketut Set, I Gusti Ketut Liyah, I Gusti Ketut Angkrah dan juga I Ketut Pegeng Cak Bona mulai dipentaskan secara massal untuk pertama kalinya sejak tahun 1925

Kemudian pada awal tahun 1930an beberapa seniman dari desa Bona. Gianyar mencoba untuk mengembangkan tarian cak dengan mengambil bagian cerita Ramayana yang didramatarikan sebagai pengganti Tan Sanghyang sehingga tari ini akhirnya bisa dipertontontan di depan umum sebagai seni pertunjukan Bagian cerita Ramayana yang diambil pertama adalah dimana saat Dewi Sita diculik oleh Raja Rahwana.

PERKEMBANGAN CAK BONA

Tari cak di desa Bona terus mengalami perubahan dan perkembangan seiring berjalannya waktu

Sejak setelah Jaman Kemerdekaan Indonesia, Cak Bona sudah mulai dipentaskan ke luar desa Bona dan yang paling sering pentas di Istana Tampaksiring disaat Presiden RI Soekarno menerima tamu kenegaraan sehingga Cak Bona sangat dikenal bukan hanya di seluruh Bali bahkan sampai ke Mancanegara. Sejak tahun 1970-an. Perkembangan yang bisa dilihat adalah dari segi cerita dan pementasan Dari segi cerita untuk pementasan tidak hanya berpatokan pada satu bagian dari Ramayana tapi juga bagian bagian cerita yang lain dari Ramayana.

Saat itu Wisatawan Mancanegara sudah mulai banyak yang ingin menonton Cak Bona tetapi saat itu Jembatan di Bona di bagian barat desa dan di bagian timur desa Bona tidak bisa dilewati oleh kendaraan besar sampai akhirnya atas seijin I Gusti Ngurah Kereta (alm) menyediakan tempat pementasan Cak di Pura Baturaji Belega. Saat itu setiap mengadakan pentas di Pura Baturaji anggota sekeha cak sambil membawa sebuah kursi bambu untuk tempat duduk para wisatawan

Sampai akhirnya jembatan kayu yang ada di sisi barat dan timur desa Bona diganti seperti Jembatan seperti saat ini dan mulailah pementasan Cak Bona di pentaskan di desa Bona

Seka Cak Bona saat itu hanya ada satu yaitu seka Cak Ganda Wisma Desa Bona yang anggotanya hampir dari seluruh banjar yang ada di desa Bona dan Tokoh Rahwana saat itu yang sangat dikenal adalah I Gust Ngurah Sandi (alm) Puri Kawan Banjar Bona Kaja (Banjar Kertiyasa sekarang)

Dan tokoh-tokoh Cak Bona saat ini banyak yang melatih ke luar desa Bona seperti Kata Legian, Tanjungbungkat, Sedang, Angutaka Bangli,Ubud, Peliatan. Keramas dan masih banyak desa-desa lain di Bali dilatih oleh okoh-tokoh dari desa Bona. Seiring dengan makin banyak wisatawan yang ingin menyaksikan Cak.

Bona terbentuklah sebuah sekcha cak di Bona Kelod yang pementasannya bertempat di Jaba Merajan Agung Puri Bona Kelod. Sekcha Cak di Bona Kelod bernama Bona Sari, dan berlanjut di tahun 1985an berdirinya sebuah sekeha Cak lagi yang bernama sekcha Cak Ganda Sari dimana pementasannya di Bengkel Seni Bona Kelod.

Kemudian dari segi pementasan juga mulai mengalami perkembangan tidak hanya ditemui di satu tempat seperti Desa Bona, Gianyar namun juga desa desa yang lain di Bali mulai mengembangkan tari kecak sehingga di seluruh Bali terdapat puluhan group kecak dimana anggotanya biasanya para anggota banjar.

Salah satu pelestari Cak Bona I Gusti Ngurah Putra menceritakan bahwa cak muncul di desa Bona pertama kali tahun 1917an Kesenian yang dimainkan banyak penari ini lahir ketika di desa Bona terserang wabah penyakit. Atas petunjuk tokoh-tokoh agama dan sastra saat itu maka dihaturkan sesajen di Pura Pusch Bona, ketika itu banyak warga yang tangkil saat itu di Pura Pusch Kesurupan dan menari-hari di atas api sehingga menimbulkan suara nah gaduh. Dari suara tersebut disimpulkan dengan suara cak, dan terus berkembang menjadi kesenian tarian cak

Pada jaman itu tarian cak juga berfungsi sebagai penghambat para penjajah, dan mereka para penjajah banyak yang terlena melihat dan menyaksikan tari cak bahkan sampai memberikan saweran kepada para penari cak

Saat Jepang masuk sebagai penjajah, Cak Bona mengalami mati suri karenadilarang oleh penjajah saat itu untuk berkumpul dan melakukan aktivitas tarian cak Baru setelah Indonesia merdeka tarian Cak Bona mulai lagi diaktifkan dan bangkit dan sering melakukan pementasan di Istana Tampaksiring saat Bapak Presiden menerima tamu-tamu Negara.

Di tahun 1960an tarian cak mengalami pergeseran oleh Janger dan Drama Gong dan pada tahun 1967 berdirilah sekcha cak yaitu Ganda Wisma.

Masa-masa Cak Bona tumbuh dan berkembang khususnya dalam pementasan bagi wisatawan adalah mulai tahun 1970 hingga 1990an. Saat itulah Cak Bona sangat dikenal dikalangan para turis mancanegara. Seiring berjalannya waktu, tersebarlah sekeha cak di luar Desa Bona seperti, Ubud, Batubulan, Kuta, Nusa Dua dan daerah lainnya yang jarak tempuhnya sangat dekat dengan para tamu menginap, hingga berdampak langsung pada perkembangan Cak Bona. Sampai saat ini ada 2 (dua) sanggar ternama yang masih tetap eksis melestarikan dan mementaskan kesenian cak dengan berbagai inovasi yaitu sanggar Bona Alit dibawah pimpinan I Gusti Ngurah Adi Putra (Banjar Bona Kelod) dan Sanggar Paripurna dibawah pimpinan I Made Sidia (Banjar Dana), tentunya tidak secara reguler pementasan cak im, hanya sewaktu-waktu saja bila ada kebutuhan suatu event.

Dengan bangkitnya Cak Bona pada Pebruari 2023 ini, tidak terlepas dari dukungan Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar sebagai leading sektor ses dan budaya di Kabupaten Gianyar memberikan dukungan dalam program Revitalisasi seni dan budaya.

Semoga dengan kebangkitan Cak Bona ini, upaya yang dilakukan olch masyarakat Bona menjadi dalam pelestarian dan bertumbuh kembangnya Cak Bona dari satu generasi ke generasi berikutnya tetap eksis berjalan, bahkan dengan berbagai inovasi.

Need Help?