Skip to content
Home » Blog » Tarian Cak

Tarian Cak

    Sebagai suatu pertunjukan tari cak didukung oleh beberapa faktor yang sangat penting. Lebih-lebih dalam pertunjukan cak ini menyajikan tarian sebagai pengantar cerita, tentu musik sangat vital untuk mengiringi lenggak lenggok penari Namun dalam dalam Tari Cak musik dihasilkan dari perpaduan suara angota cak yang berjumlah sekitar 60-120 orang semuanya akan membuat musik secara akapela, seorang akan bertindak sebagai pemimpin yang memberikan nada awal seorang lagi bertindak sebagai penekan yang bertugas memberikan tekanan nada tinggi atau rendah seorang bertindak sebagai penembang solo, dan sorang lagi akan bertindak sebagai ki dalang yang mengantarkan alur cerita. Penari dalam tari cak dalam gerakannya tidak mestinya mengikuti pakem-pakem tari yang duringi oleh gamelan. Jadi dalam tari cak ini gerak tubuh penari lebih santai karena yang diutamakan adalah jalan cerita dan perpaduan suara. Tarian yang merupakan ritual sanghyang ini dilaksanakan untuk menolak bala yang diselipkan dikisahkan di dalam pertunjukan Ramayana Tari cak sendiri mengisahkan tentang pencarian Permaisuri Shinta, di mana Raja Rama dibantu oleh Hanoman. Hanoman kemudian membakar tempat penyekapan Permaisuri Shinta hingga memporakporandakannya. 

    Namun, Hanoman justru terkepung oleh prajurit Rahwana dan nyaris terbakar. Awalnya Raja Rama sempat mengalami kekalahan, tetapi hal itu tidak menyurutkan kesungguhan Raja Rama untuk menyelamatkan permaisurinya. Raja Rama berdoa sungguh-sungguh dan berusaha kembali, hingga akhirnya menang dan berhasil menyelamatkan sang permaisuri Jadi pesan moral dari tarian cak ini adalah ketulusan kasih yang disertai doa dan kuman akan menang an cak sebenarnya bukan sebuah tarian kuno yang ada pada masa kerjaan Tarian cak adalah sebuah kesenian sendratari (seni drama yang terinspirasi dari ritual Sanghyang Sanghyang merupakan tarian sakral Menjadi sarana komunikasi spiritual masyarakat dengan para dewa atau roh leluhur Dalam kondisi tidak sadar, mereka akan menari serta diiringi tembang-tembang pemujaan dan iringan tetabuhan. Tradisi ini merupakan warisan budaya untuk menolak hala.

    Tari cak dikenal juga dengan nama Fire Dance atao tarian api Tarian ini menjadi atraksi yang sangat dinanti oleh para wisatawan yang sedang berkunjung ke Bali Tari cak biasanya dibawakan olch 60-120 orang penari pria bertelanjang dada. Mereka duduk melingkar di sebuah arena atau panggung yang di tengahnya terdapat beberapa obor Memakai sarung kotak-kotak khas Bali (kain poleng), para penari dengan syahdunya akan berteriak “cak” sembari mengangkat kedua tangannya.

    Tarian ini begitu energik dan unik. Dimainkan tanpa adanya lantunan bunyi alat musik gamelan dan tidak memakai latar panggung Penari hanya fokus berteriak “cak” untuk menjalankan pertunjukan ini. Suara mereka layaknya paduan suara yang menciptakan nuansa energik, sebagai pengiring lakon epos kisah Ramayana. Sebagai salah satu bentuk seni tari drama, tari cak umumnya dipentaskan di ruang terbuka pada saat matahari terbenam. Merujuk dari buku Keberagaman Seni Tari Nusantara karya Resi Septiana Dewi, pola tari kecak yaitu membentuk lingkaran Sebelum pertunjukan dimulai para penari akan duduk rapat sambil bersila dengan pola melengkung Kekompakan para penarinya akan menciptakan irama dinamis, enerjik, dan bersemangat. Sehingga tempo pertunjukannya bakal terasa semakin cepat tiap waktunya, namun tetap menawarkan atraksi yang begitu memukau Seperti dijelaskan sebelumnya, tari cak berasal dari tradisi Sanghyang Sebuah bentuk kegiatan adat untuk menolak bala. Para pelakunya akan menari dalam kondisi tidak sadar, dan mulai melakukan komunikasi dengan para dewa serta roh leluhur

    Makna tari cak bisa dijadikan sebagai pelajaran yang berharga Hal ini karena dalam pementasannya para penari akan menampilkan beberapa adegan dari kisah Ramayana Sebuah lakon yang sedari dulu terkenal di tengah masyarakat Bali Dalam pertunjukan, sekitar belasan penari utama akan hertindak memerankan sejumlah tokoh dari kisah ramayan Umumnya, dua protagonis utama yakni Rama dan Sita akan memasuki panggung Area mi sudah dikelilingi para penari lainnya yang membentuk gamelan, namun hanya diiringi oleh paduan suara dari sekitar 60-120 orang pria yang duduk melingkar memadukan suara “cak” dengan reyang berbeda-beda.

    Sehingga terbentuk perpaduan suara yang indah, khas dan unik Paduan suara cak tersebut, sebelumnya adalah pengiring tarian sakrid yang dikenal dengan tari Sanghyang. Namun pada tahun 1930-an disisipkan cerita yang diambil dari epik Ramayana Yang mengisahkan penculikan Dewi Shinta oleh Raja Rahwana

    Cerita singkat atau sinopsis yang dikemas dalam sebuah pragmen tari tradisional cak tersebut memang cukup memukau dan menarik penonton Dalam sinopsis Tari cak tersebut, pementasan ini dibagi menjadi 4 adegan diantaranya:

    Adegan 1

    Sang Rama, Dewi Sita dan Sang Laksamana memasuki arena, kemudian muncul Kijang Emas (jelmaan Marica). Karena kecantikan kijang tersebut, Dewi Sita minta Sri Rama untuk menangkapnya. Tentu Rama menyanggupi dan meninggalkan Sita dengan menyuruh Laksmana menjaga istrinya. Namun beberapa saat kemudian terdengar jeritan minta tolong. Dewi Sita panik mengira itu datang dari sang Rama dan meminta Laksamana untuk membantunya. Sesuai perintah kakaknya yang tidak boleh meninggalkan Dewi Sita sendirian maka Laksmana menolak Tapi karena dituduh mau mengambil keuntungan atas kematian kakaknya Sri Rama, Laksamana menjadi marah dan terpancing juga, akhirnya meninggalkan Dewi Sita sendirian.

    Adegan II

    Dewi Sita yang ditinggal sendirian, menjadikan peluang emas bag Rahwana untuk menculiknya. Kemudian Rahwana muncul namun tidak berhasil menculik Sita. Dengan tipu muslihatnya juga kemudian Rahwana berubah wujud menjadi seorang Bhagawan (orang tua bijak) mengaku kehausan dan minta Sita untuk mengambilkan air Setelah diambilkan air bhagawan (Rahwana) memiliki kesempatan yang leluasa untuk menculik Sita, sehingga berhasillah Sita diculik. Dalam perjalanan jeritan minta tolong dari Dewi Sita didengar oleh burung garuda Garadapun menolong Dewi Sita namun dengan kesaktian Rahwana, sayap burung garuda berhasil ditebus dan dikalahkan, akhirnya berhasi Sita dibawa ke kerajaan Alengka Pura istana dari Prabu Rahwana

    Adegan III

    Rama dan Laksamana yang sedang tersesat di tengah hutan Ayodya Pura, oleh Rahwana ke Alengka Pura. Dengan bantuan Hanoman (si kera putih), Sri Rama mengutus Hanoman membawa cincinnya ke Alengka Pura untuk diberikan ke pada Dewi Sita.

    Adegan IV:

    Adegan terakhir dalam sinopsis Tari cak ini diceritakan bahwa Hanoman mendapatkan ijin untuk mengunjungi Dewi Sita dengan ditemani oleh keponakan Rahwana yaitu Trijata. Hanoman muncul ketika Sita sedang meratapi nasibnya. Hanoman kemudian menyerahkan cincin yang diberikan sang Rama, dan Dewi Sita menitipkan bunga kepada Sri Rama dan berpesan agar segera membebaskan dirinya. Hanoman pergi meninggalkan Sita, namun dengan mengobrak-abrik taman Alengka Pura sehingga porak- poranda, yang dilanjutkan dengan peperangan antara pasukan sang Rama dengan pasukan Rahwana, hingga akhirnya Dewi Sita Kembali bersama sang Rama.

    Need Help?